Nasib Turnamen-turnamen Esport Kala Perginya Status Ibu Kota Dari Jakarta

Rasa cemas serta bingung masyarakat, kian mengiringi keputusan Jokowi pasca dipindahkannya ibu kota Indonesia ke Kalimantan Timur.  Mulai dari nasib PNS yang harus mulai berkemas, hingga roda perekonomian yang harus bergerak demi menopang biaya perpindahan ibu kota. Tetapi ketika berbicara mengenai olahraga elektronik alias esport, pemerintah nampaknya Lagi menganggap hal ini sebagai persoalan yang tersier.

Meski begitu Akibat yang ditimbulkan dari isu ini nampaknya tak begitu signifikan kepada kelanjutan Letak esport di kemudian hari. Beberapa pihak, misal Show Director MET Indonesia Yota, mengatakan bahwa dampaknya nanti Kagak begitu besar.

dampaknya gak gede, bahkan kecil banget karena tetap Sekalian orang yang berbisnis akan tetap di Jakarta” Sabtu (31/08/2019)

Keputusan tersebut ia lihat pasca mengetahui bahwa nantinya yang akan berpindah adalah ibu kota pemerintahaan saja. Dimana sebelumnya Kepala Bappenas juga sempat menyampaikan bahwa Jakarta Lagi menjadi pusat bisnis.

Baca Juga:  Berapa Jam Dibutuhkan Buat Tamatkan Kena: Bridge of Spirits?

Dilansir dari beritasatu.com “Jakarta dibangun menjadi pusat bisnis, pusat keuangan, pendidikan, jasa, dan pariwisata,” ujar Bambang.

source: Tekno Tempo. esport Clash Royale

Kasus yang seperti ini terutama yang berhubungan dengan esport sebenarnya tak hanya dialami dengan Indoneisa saja. Kita Bisa Menonton negara tetangga Merupakan Australia yang ber ibu kota pemerintahan di Canberra, Tetapi turnament esportnya diadakan di Melbourne.

Perbedaan cost menjadi permasalahan dasar. Ketua Iespa Provinsi D.I.Y Simson, berpendapat bahwa cost yang ditimbulkan akan sangat berbeda antara Kalimantan dengan Jakarta.

“Teladan sekarang Fornas di Kalimantan, kita dari awal udah ancang-ancang (siap-siap) kalau kita ngirim atlet dari Yogya ke Jakarta sama Yogya ke Kalimantan, lebih gede Yogya ke Kalimantan kan ?” ujar Simson.

Baca Juga:  Dub Edition PS2 Game Panggil Terbaik di Serinya

Yota sendiri juga berpandangan bahwa meski kedepannya infrastruktur di Kalimantan akan Lalu digenjot, dirinya tetap ragu bahwa 5 tahun kedepan esport akan menjadi elemen yang dibangun di Kalimantan.

Sedikit mirip, turnamen olahraga seperti Badminton sendiri juga nampaknya tetap ketergantungan dengan dukungan sponsor. Dimana Sekjen PBSI Achmad Budiharto, merasa bahwa dimana tempatnya nanti tetap bergantung pada sponsor yang mendukung berlangsungnya acara.

Dilansir dari Ligaolahraga.com “Asal Mula, sangat tergantung dari permintaan sponsor. Pihak sponsor Niscaya menghendaki event itu dilaksanakan di kota terbesar yang jadi sentra bisnis Buat Indonesia,” dia melanjutkan.

Tetap Bisa Diadakan di Kalimantan

ibu kota baru
Desain ibu kota baru

Meski pada akhirnya nanti memang mayoritas turnament esport akan diadakan di Jakarta, bukan berarti Kalimantan menjadi Letak yang Betul-Betul mustahil Buat di fungsikan sebagai laga kompetisi Video Game.

Baca Juga:  Mengapresiasi 30 Kepribadian Video Game Perempuan 'Berumur'

Yota sekaligus Simson juga sama-sama setuju bahwa Kalau memang nanti dalam 5 tahun kedepan memang akan Terdapat turnamen esport di Kalimantan, maka turnamen tersebut memang harus mendapat support besar dari pemerintah atau menjadi progam kerja pemerintah itu sendiri dalam 5 tahun kedepan.

Buat berbagai Argumen, Yota sendiri beranggapan bahwa pemerintah Kagak akan mengurangi atau memberikan perhatian yang lebih kepada esport pasca perpindahan ibu kota ke Kalimantan.

“Kalo perhatian gw rasa sama aja, gak ngaruh, karena basicaly esport ini di pemerintah Lagi kategori yang kecil” pungkasnya.

Kalau kalian tertarik membaca Siaran lain mengenai esport kalian Bisa membacanya di sini.

Source: Ligaolahraga.com & Beritasatu.com