Jakarta, Jagatgame.id – Perusahaan software Unity Technologies Membikin kebijakan baru bertajuk Unity Runtime Fee terkait penggunaan produk perangkat engine mereka Buat para developer aplikasi dan game. Kebijakan baru ini memungkinkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari setiap instalasi aplikasi yang dibangun di atas software Unity. Kebijakan yang bersifat mengikat developer ini akan mulai berlaku mulai tanggal 1 Januari 2024. Dan akan diimplementasikan Buat seluruh rilisan game lama maupun baru akan terbit di tahun mendatang.
Unity Runtime Fee diberlakukan Buat seluruh jenis layanan perangkat dari perusahaan. Di antaranya Unite Personal, Unity Plus, Unity Pro, dan Unity Enterprise. Nantinya perhitungan terhadap biaya akan dibebankan pada tiap proyek aplikasi yang dibuat. Setiap aplikasi atau game terkena beban komisi setelah memenuhi dua kriteria: 1) Aplikasi atau game telah balik modal dalam 12 bulan, 2) Aplikasi atau game telah mencapai batas minimum instalasi.
Seluruh kategori layanan akan dikenai Unity Runtime Fee, mulai dari US$0.20 pada seluruh batas minimum minimal . Perbedaan akan ditemukan pada kategori Pro dan Enterprise, dimana beban komisi dibedakan sesuai dengan ketercapaian instalasi dari aplikasi atau game dengan sistem Unity.
Unity Technologies menyampaikan melalui rilis Twitter bahwa kebijakan ini Bukan akan berdampak pada kebanyakan pelanggan. Hanya Sekeliling 10% pelanggan saja yang akan terkena Pengaruh kebijakan ini. Sehingga para pelanggan di tingkat pemula atau uji coba perangkat dianggap Tetap dapat memanfaatkan produk dari Unity tanpa perlu khawatir dengan beban komisi tersebut.
Baca juga: Agate dan PQube Mulai Project Dead, Game Misterius Bernuansa Indonesia
Unity Runtime Fee Memberatkan Developer
Rilis kebijakan baru Unity sontak mendapatkan respon dari para developer pelanggan produk mereka. Setidaknya Eksis developer Crema (kreator Temtem) yang menyayangkan kebijakan ini dan akan beralih ke engine lain. Eksis juga Aggro Crab (Another Crab’s Treasure), Rose City Games (Garden Story, Floppy Knights), maupun Massive Monster (Cult of the Lamb) yang kesemuanya secara gamblang mengungkapkan kekecewaan pada Unity.
Developer indie memang merasa paling terdampak dengan arah kebijakan Unity Runtime Fee Asal Mula bagi mereka keuntungan sekecil apapun akan sangat berarti. Maka ketika Eksis biaya komisi pada setiap penjualan aplikasi atau game yang mereka kembangkan, itu dapat berarti kerugian atau bahkan hutang yang harus ditanggung perusahaan. Apalagi Apabila produk aplikasi atau game tersebut memang Bukan terlalu laku di pasaran.
Di sisi lain, Unity juga menyasar pada game sukses seperti Fall Guys, Among Us, hingga Genshin Impact yang terbukti sukses dengan jumlah instalasi besar. Tetapi dengan kecenderungan kontra dari para developer maka Bisa jadi judul game tersebut pun akan beralih ke perangkat engine lain yang Bukan mengharapkan komisi keuntungan dari setiap proses instalasi di kemudian hari.
Sementara Tetap Eksis waktu Tiba kebijakan ini mulai aktif di awal tahun 2024 nanti, sepertinya Unity perlu mengkaji Tengah apakah mereka akan tetap menjalankannya. Apalagi para developer pengguna Bahkan merasa kebaratan dan Bukan ragu beralih ke perangkat lainnya.
Translation: [lsft_horizontal_flags]
Eksplorasi konten lain dari Jagatgame.id.id
Berlangganan Buat dapatkan pos terbaru lewat email.