9 Game Remake/Remaster yang Tuai Respon Jelek dari Fans Versi Lama

Remake, remaster, reimagining, rerelease, semuanya mungkin miliki definisi masing-masing tetapi tetap Mempunyai dua tujuan: 1) Mengeksploitasi rasa nostalgia dan kangen pemain terhadap game klasik favoritnya. 2) Menjadi kesempatan kedua Demi memperbaiki kekurangan dari versi original yang mungkin disebabkan oleh keputusan yang kurang Betul atau limitasi console Begitu game itu rilis.

Tetapi bagaimana Apabila kesempatan kedua yang diberikan Bahkan Membangun game lebih Jelek dari versi lamanya? Pada artikel kali ini kami akan membahas 9 remake dan remaster yang dikritik oleh banyak gamer karena berikan pengalaman bermain yang tak sebagus sebelumnya. Tanpa panjang lebar Tengah, mari kita lihat saja game apa yang dimaksud:


1. Goldeneye 007 Reloaded

Goldeneye 007 menjadi kasus langka dimana game yang diadaptasi jauh lebih Terkenal ketimbang filmnya sendiri. Game yang dikembangkan oleh Rare Studio di tahun 1997 ini menjadi game favorit banyak gamer di masanya karena tawarkan gameplay FPS yang langka Demi console Begitu itu khususnya console Nintendo, musik yang ikonik, serta multiplayer yang dukung hingga 4 pemain di satu layar.

GoldenEye 007 Reloaded garapan Eurocom dan Activision Bahkan mengubah game klasik ini menjadi clone Call of Duty. Di luar dari beberapa level yang mirip dengan versi original, keseluruhan mekanik dan set-pieces yang ditawarkan versi Reloaded ini hanya sekedar mengkopi Call of Duty yang tengah di puncak popularitasnya.

GoldenEye 007 Reloaded mungkin dapatkan resepsi positif dari para kritikus Begitu itu, Tetapi banyak yang mengabaikan game ini dan bahkan lupa akan eksistensinya sedangkan versi N64 yang digarap oleh Rare Tetap memegang status klasik.


2. Super Mario 64 DS

Maxresdefault (10)

Super Mario 64 hingga Begitu ini Tetap disebut sebagai salah satu game terbaik yang pernah Terdapat. Game tersebut menjadi game revolusioner yang berhasil membangun blueprint akan bagaimana membangun game platformer 3D. Bahkan Apabila kita lupakan peran Super Mario 64 terhadap industri game, game tersebut tetap tawarkan level yang menyenangkan, mudah diingat, dapat diselesaikan dengan ratusan Metode dan sangat replayable.

Super Mario 64 DS jauh dari kata “game Jelek”, tetapi banyak fans yang Kagak senang dengan remake ini dan lebih memilih bermain versi original. Sebagai pembuka, Super Mario 64 DS dirilis di platform yang Kagak punya analog sama sekali. Bermain game 3D Mario tanpa analog terkesan kaku, Membangun pergerakan di versi remake ini jauh lebih sulit dari Semestinya.

READ  10 Fakta Collei Genshin Impact, Penjaga Hutan Gemoy Asal Sumeru

Remake ini juga telah ubah banyak hal. Penambahan Wario, Luigi dan Yoshi menjadi perubahan terbesar di versi ini dan meskipun memang tawarkan perspektif baru yang menarik pada gameplay, banyak yang juga Kagak begitu senang dengan perubahan ini karena Engkau harus Lanjut-terusan ganti Kepribadian Demi mainkan level tertentu, membuang kebebasan yang ditawarkan pada versi lamanya menjadi lebih scripted karena level didesain spesifik agar Kagak dapat diselesaikan oleh satu Kepribadian yang sama.


3. TMNT: Turtle in Time Reshelled

Maxresdefault (11)

Jenis beat-em-up menjadi Jenis Terkenal di era mesin SNES, Sega Genesis dan Arcade, dan TMNT: Turtle in Time menjadi salah satu yang difavoritkan. Miliki gameplay pukul yang memuaskan, musik yang catchy, dan tentu saja fanservice Demi penggemar dari TMNT, wajar apabila game keluaran 1991 ini dibuat remake belasan tahun kemudian. Sayangnya remake tersebut Kagak berikan kenangan manis serupa.

Dikembangkan oleh Ubisoft dan dirilis pada tahun 2009, TMNT: Turtle in Time Reshelled ialah remake enhanced yang tawarkan visual baru dan remix musik baru. Meski terjual Berkualitas, resepsi dari remake ini Kagak sepositif versi original. Banyak yang mengkritik gaya visual baru terlihat datar, kurangnya replay value, serta kontrol yang lebih kaku dari versi lama.


4. Double Dragon II: Wander of the Dragons

Maxresdefault (12)

Double Dragon II: Wander of the Dragons ialah remake dari game arcade keluaran 1988 yang dikembangkan oleh studio asal Korea, Gravity. Dirilis Demi Xbox 360 di tahun 2011, remake ini peroleh skor negatif dari seluruh media yang sempat menulis review Demi game tersebut. Seluruh kritikus Begitu itu setuju bahwa remake ini beri nama Jelek terhadap versi original yang disenangi oleh banyak penggemar arcade. Kontrol yang Jelek, visual yang jelek, sistem combat yang lebih kaku, menjadi highlight dari remake Jelek ini.

Double Dragon II: Wander of the Dragons meraih skor 17 di Metacritic, Membangun remake ini berada di posisi 16 game Xbox 360 dengan skor terendah di website tersebut. Remake ini juga telah dinobatkan ke dalam daftar game terburuk yang pernah Terdapat oleh Gamesradar dan beberapa media besar lainnya.


5. Warcraft III: Reforged

Warcraft Iii Remastered

Warcraft III menjadi game yang temani banyak gamer PC tahun 90-an dulu. Tak hanya itu, game ini juga menjadi fondasi dari DOTA dan League of Legends yang keduanya Tetap Terkenal hingga Begitu ini. Ketika Blizzard pertama kali umumkan bahwa mereka tengah kembangkan remake dari game RTS klasik tersebut, tentu fans ekspresikan hype mereka. Tetapi antusias tersebut seketika musnah ketika game dirilis.

READ  7 Rekomendasi CPU AMD Termurah di Tahun 2022, Tertentu Kere Hore!

Tak hanya meraih resepsi Jelek, Warcraft III: Reforged juga mengundang banyak kontroversi di sepanjang awal tahun 2020. Di mulai dari visual yang terlihat outdated dan tak undang rasa “wow” para fans, cutscene yang alami downgrade, hingga peraturan dimana karya custom game menjadi hak miliki Activision Blizzard, Seluruh ini menjadikan remaster ini diprotes dan ditertawakan oleh netizen. Pers dari remaster ini sangatlah Jelek hingga mencapai titik dimana user score di Metacritic mencapai 0.5, menjadikan Warcraft III: Reforged game dengan user score Metacritic terendah selama beberapa bulan.


6. Flashback

Maxresdefault (13)

Di tengah popularitas game petualangan seperti Prince of Persia dan Another World, Flashback mencoba berikan gameplay serupa dengan kedua game tersebut Tetapi dalam latar dan perspektif futuristik. Game keluaran 1992 tersebut diterima Berkualitas oleh para kritikus dan berhasil menangkan beberapa penghargaan.

Karena permintaan fans yang tinggi, Vector Cell membujuk Ubisoft Demi Membangun remake dari game klasik tersebut. Dirilis di tahun 2013, resepsi dari remake ini berbalik dengan apa yang didapatkan versi original. Flashback Remake dicap sebagai game buggy dengan gameplay yang terlalu dimudahkan serta penuh dengan desain baru yang Membangun fans lama menggelengkan kepala. Resepsi yang Jelek serta penjualan yang sedikit, Vector Cell tutup operasi tak lama setelah perilisan game ini.


7. Dungeon Keeper

Maxresdefault (14)

Dungeon Keeper Mobile menjadi game paling kontroversial di tahun 2014 silam. Remake dari game strategi klasik tahun 1997 ini mengubah total kebebasan dan kreatifitas yang ditawarkan versi original menjadi neraka freemium yang dimana tiap akses game diblokir oleh paywall yang harus Engkau bayar dengan microtransaction.

Kritikus dan gamer banjiri game ini dengan review negatif. Jim Sterling dari The Escapist menyebut remake ini sebagai “kanker di industri game” karena kerakusan EA mengisi microtransaction ke dalam game. Peter Molyneux, kreator dari versi original, sebut remake mobile tersebut jauh dari visi yang ia miliki di versi original, dan ia merasa menyesal tak terlibat dalam pembuatan remake tersebut.


8. Silent Hills HD Collection

Video 994

Meski Team Silent telah dibubarkan, franchise Silent Hill tetap harus dilanjutkan. Konami mulai menunjuk satu per satu studio barat Demi lanjutkan nama seri game horor andalan mereka, Tetapi tak Terdapat satu pun yang dapat berikan game dengan resepsi sebaik buatan Team Silent.

READ  7 Fakta Noelle Genshin Impact, Si Maid of Favonius Penuh Ambisi

Ketika Konami mencoba merilis kompilasi 3 game pertama Demi generasi Xbox 360/PS3, sang publisher menunjuk Hijinx Studio Demi perbarui ketiga game klasik ke format HD. Sayangnya rintangan besar harus dihadapi oleh tim developer. Source code dari ketiga game Kagak disimpan oleh Konami, maka Hijinx Studio harus membangun ulang banyak Bagian game. Berbeda tim developer, berbeda pula eksekusinya, dan hasil dari Hijinx Studio terlihat jauh berbeda dari versi original.

Remaster Silent Hill 2 menjadi yang paling banyak dikritik dari kompilasi HD ini. Dampak kabut yang lebih minim dianggap telah membuang atmosfir ikonik dari versi original, pengisi Bunyi di game diganti total dan fans merasa versi lama lebih Berkualitas meskipun pengisi Bunyi baru terdengar lebih profesional. Secara keseluruhan, kompilasi ini dianggap lebih Jelek dari versi original dan fans suarakan kekecewaan mereka akan kompilasi HD tersebut hingga Begitu ini.


9. GTA Trilogy: Definitive Edition

San Andreas Definitive Camera Looks Like GTA By Darren Aronofsky

Meski ditujukan Demi audiens dewasa, GTA 3, Vice City dan San Andreas ialah 3 game yang menjadi game masa kecil banyak gamer remaja sekarang. Membawa ketiga game tersebut ke platform modern apalagi dalam satu bundle tentunya menjadi hal yang sangat diinginkan game khususnya dengan sepinya game GTA dalam beberapa tahun terakhir.

Resepsi awal dari remaster trilogi game open-world klasik ini dimulai positif. Memang Kagak terlihat seperti remake skala besar layaknya Final Fantasy 7 atau Resident Evil 2, tetapi Terdapat peningkatan dari segi pencahayaan dan juga beberapa tekstur. Tetapi respon positif tersebut berakhir ketika game akhirnya diluncurkan.

Banyaknya glitch, model Kepribadian yang terlihat seperti Orang lilin, penggunaan font pada toko-toko yang terlihat murahan, hilangnya sebagian musik di radio dan minimnya peningkatan baru dari segi gameplay Membangun versi “definitive” ini lebih seperti “defective“. Sayangnya meski dengan resepsi memalukan Demi game berusia belasan tahun ini, penjualan trilogi disebut Tetap memuaskan Take-Two. Pada akhirnya, nostalgia memang membuahkan cuan.


Baca pula informasi lainnya beserta dengan Info-Info menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.

For further information and other inquiries, you can contact us via author@Jagat Game.com