8 Argumen Kenapa Anda Harus Mulai Mencoba Game Indie

Mendengar kata indie mungkin sedikit mengingatkanmu kepada remaja Era now yang doyan menikmati kopi dikala waktu senja. Tetapi, Indie sejatinya merupakan kependekan dari independen atau yang berarti sesuatu yang sifatnya Sendiri.

Anda mungkin juga lebih sering mendengar istilah musik indie, Yakni karya musik yang Bukan dinaungi dukungan label musik ternama, dimana proses produksi (rekaman) dan publishingnya dilakukan dengan Duit sendiri.

Industri video game juga Mempunyai segmentasi indienya sendiri, dimana developer kecil biasanya berisikan belasan orang atau bahkan seorang diri, Membikin sebuah video game dengan budget terbatas atau tanpa sokongan penerbit-penerbit ternama atau suatu investor.

Para developer indie biasanya mencari Anggaran dengan melakukan kampanye crowdfunding melalui website-website seperti itch.io dan Kickstarter.

Biar memang game indie cenderung menghasilkan game kecil-kecilan, beberapa tahun belakangan ini segmentasi tersebut sudah banyak menunjukkan kualitas yang Bukan jarang menyaingi bahkan Melewati kualitas game AAA. Dan Bukan jarang juga game indie memenangkan suatu award dari berbagai ajang penghargaan video game bergengsi.

Return of Obra Dinn, game indie yang memenangkan penghargaan Best Art Direction pada TGA 2018

Segmentasi game indie merupakan ladang yang dipenuhi oleh kreator-kreator yang Mempunyai passion dalam menciptakan sebuah maha karya video game. Dan mereka tentunya membutuhkan dukunganmu sebagai gamer Buat mewujudkan passion tersebut jadi Konkret. Berikut ini beberapa Argumen mengapa Anda harus mulai mencoba berbagai game indie.


1. Kedepankan kreativitas dalam budget terbatas

VA 11 Hall A Dorothy
VA-11 Hall-A

Ketika developer besar cenderung mengedepankan grafis yang semakin mendekati realistis di setiap game barunya, developer game indie cenderung lebih mengedepankan kreativitas dalam menghadirkan gameplay maupun jalan cerita suatu game yang mungkin nggak pernah Anda duga.

Developer besar juga cenderung mengikuti sebuah formula dari game yang telah sukses dan mengaplikasikannya ke dalam game mereka. Biar memang hal tersebut Absah-Absah saja, hal tersebut Malah seringkali Membikin kebanyakan game baru jadi Segera membosankan karena minimnya variasi dan keunikan.

Hal ini biasanya terjadi pada rana game mobile, dimana Anda mungkin menyadari bahwa sangat banyak game dengan gameplay yang sama dan hanya berbeda kemasan.

Dan segmentasi game indie sendiri untungnya Bukan terlalu terpaku dengan sebuah formula kesuksesan. Kebanyakan dari mereka cenderung melakukan berbagai eksperimen terhadap elemen-elemen gameplay atau cerita yang akan dihadirkan ke dalam game mereka.

Baca Juga:  Luo Yi Mobile Legends sepertinya akan menjadi Hero Support dibandingkan Hero Mage!

2. Ramah PC kentang

Hyper Light Drifter
Hyper Light Drifter

Sedikit berhubungan dengan poin sebelumnya, game indie yang Bukan mengedepankan grafis yang realistis, cenderung Mempunyai kebutuhan spesifikasi yang cukup ringan. Sehingga game-game indie juga merupakan pilihan Akurat Buat Anda yang Mempunyai PC ataupun laptop kentang.

Biar demikian, banyak developer indie Pandai mengemas grafis 8-bit ataupun 16-bit jadi lebih memukau dan pastinya memanjakan mata. Sehingga grafis-grafis pixelated kotak-kotak tersebut Bukan selalu merupakan grafis yang burik.

Teknologi atau engine yang semakin maju Bukan selalu menghasilkan game-game yang menyenangkan.

Satu hal lain yang jadi Keistimewaan game indie adalah banyak dari game-game tersebut Mempunyai ukuran download yang seringkali Bukan Tiba 1 GB. Secara Bukan langsung game indie juga ramah akan tempat penyimpanan dan juga Ekonomis kuota Buat Anda Tetap menggunakan paket internetan via tethering smartphone.


3. Ramah kantong

Concept Art Subnautica
Subnautica Concept Art

Selain ramah kepada sobat PC kentang, game-game indie juga cenderung ramah kantong alias harga-harganya yang ditawarkan seringkali kelewat murah. Ketika 600.000 rupiah menjadi standar harga game AAA Era now, game indie cenderung berada di kisaran harga 50.000 hingga 200.000 rupiah.

Beberapa diantaranya juga Dapat Anda mainkan gratis atau bayar semampunya melalui website-website tertentu.

Tetapi, game murah bukan berarti Bukan berkualitas. Sebagai Teladan, sebuah game indie berjudul Subnautica dipilih menjadi game PC terbaik tahunan versi Golden Joystick Awards 2018, dan Anda Dapat memainkan game tersebut dengan merogoh kocek sebesar 120.000 rupiah saja.

Hal tersebut tentu bukan isapan jempol semata, karena penulis sendiri telah memainkan game eksplorasi Dasar laut garapan Unknown Worlds Entertainment tersebut, dan sangat terpesona dengan apa yang ditawarkan oleh sang developer. Anda Dapat cek review Subnautica dari kami melalui halaman ini.


4. Dilakukan atas dasar passion

Stardew Valley
Stardew Valley

Membikin sebuah karya memang sudah Sepatutnya dilandaskan atas passion. Sudah dikerjakan dengan Anggaran terbatas, pas dijual juga cukup murah, tentu banyak orang akan berpikir bahwa Membikin game indie terkesan buang-buang waktu.

Tetapi hal tersebut nampaknya Bukan mempengaruhi tekat Eric Barone aka ConcernedApe dalam mengerjakan game Stardew Valley, sebuah game farming simulator yang terinspirasi dari Harvest Moon klasik. Dan hasilnya? Game yang ia kerjakan sendirian tersebut terjual sukses dengan lebih dari 3.5 juta kopi per Januari 2019 (via Venturebeat).

Eric awalnya hanya sedang mencari sebuah game yang Dapat dimodding Buat bermain Harvest Moon. Dan karena Bukan ketemu, Eric memutuskan Buat Membikin game itu sendiri.

Tentu Eric bukanlah satu-satunya developer yang mengerjakan sebuah game seorang diri, Tetap banyak developer lainnya yang berhasil Membikin sebuah game dan tetap laku di pasaran. Anda Dapat cek orang-orang tersebut melalui artikel pada halaman ini.

Baca Juga:  Pernyataan yang Buatmu Enggan Memainkan Video Game

5. Bukan terikat dengan suatu kepentingan

Into the Breach
Into the Breach

Developer besar tentunya juga Mempunyai individu-individu berbakat dan penuh passion dalam Membikin sebuah game, Tetapi seringkali passion tersebut harus dibayang-bayangi oleh kepentingan penerbit ataupun investor.

Kepentingan-kepentingan tersebut Dapat saja berupa microtransaction yang disematkan demi mendongkrak keuntungan, hingga merubah elemen-elemen permainan demi ‘menyenangkan’ Golongan-Golongan tertentu.

Penerbit ataupun investor juga cenderung memberikan jadwal yang cukup ketat, sehingga pengembangan suatu game AAA seringkali terkesan terburu-buru.

Bukan hadirnya sokongan penerbit atau investor, developer indie tetap dapat Membikin video game semaksimal mungkin. Daripada mengikuti kemauan penerbit dan investor yang seringkali Bukan Akurat sasaran, developer indie cenderung mengikuti langsung kritik dan saran dari para pemainnya.


6. Developer indie dekat dengan pemainnya

Celeste Screenshot 2018.01.29 00.33.44.45
Celeste

Seperti yang telah sedikit dijelaskan pada poin sebelumnya, Bukan adanya penerbit atau investor Membikin developer indie cenderung lebih dekat pada para fans atau pemainnya.

Dekat dalam hal ini adalah sang developer mendengar langsung kritik, saran dan keluh kesah para pemainnya agar game tersebut menjadi game yang diharapkan para fans, Tetapi tetap menghadirkan idealis dan desain Istimewa dari sang developer.

Berbeda dengan developer ternama yang cenderung Mempunyai divisi Customer Service sendiri, sehingga komunikasi mungkin terkesan formal.

Di Steam misalnya, Anda mungkin sering menemukan developer- developer indie membalasi review-review negatif demi meminta langsung feedback. Selain itu, Bukan sedikit dari developer-developer indie ini secara berkala memberikan update akan progress gamenya secara terbuka.


7. Developer berkesempatan Buat jadi lebih besar

RPG Divinity Original Sin 2
Divinity: Original Sin 2

Sedikit-sedikit Lamban-Lamban menjadi bukit. Developer-developer indie yang bermulakan 1 atau 2 orang tentu berkesempatan Buat menjadi lebih besar dan menghasilkan game-game yang lebih bagus Tengah.

Baca Juga:  [OPINI] Kenapa Game AAA Kalah Terkenal Dibanding Game Indie

Hal tersebut mungkin yang dirasakan sekarang oleh sebuah developer bernama Larian Studios. Seringkali dilanda masalah Anggaran Demi mengembangkan serial Divinity, perjuangan developer tersebut akhirnya menghasilkan salah satu game RPG terbaik di tahun 2017, Yakni Divinity: Original Sin 2.

Larian Studios kini diketahui Mempunyai 130 karyawan, hal tersebut membuktikan bahwa developer kecil juga pastinya berkesempatan menjadi lebih besar.

Biar memang nama Larian Studios baru terkenal beberapa tahun belakangan ini, developer asal Belgia tersebut telah berkarya semenjak tahun 1999 tanpa dukungan penerbit ataupun investor. Dekat mengalami kebangkrutan, Larian Studios meminjam berbagai Sokongan Anggaran dari bank, dan akhirnya berpindah ke kampanye crowdfunding di Kickstarter.


8. Membantu kembangkan developer lokal

Screenshot 2 11
Pamali

Industri video game di Indonesia sendiri Dapat dikatakan baru mulai menunjukkan taringnya beberapa tahun belakangan ini. Dekat Sekalian developer-developer di Indonesia merupakan segmentasi dari game indie karena minimnya dukungan penerbit ternama ataupun investor.

Biar demikian, game-game indie yang lahir di Indonesia sendiri Mempunyai kualitas yang patut diacungi jempol. Seperti, DreadOut, Infectonator, Ultra Space Battle Brawl, game-game nyeleneh santai Buat smartphone Anda dan akhir-akhir ini game Pamali yang juga mulai merambat ke rana Global.

Dengan Anda memainkan game indie lokal, secara Bukan langsung Anda juga mengapresiasi segmentasi tersebut dan membantu banyak developer lokal Buat mempopulerkan gamenya ke skala Global.


Biar poin-poin diatas terkesan memojokkan developer besar, pada akhirnya akan selalu Eksis developer-developer Bengal yang hanya Mau meraup keuntungan. Developer besar mungkin memang lebih terlihat bobroknya karena diliput media. Tetapi dalam segmentasi indie sendiri cukup banyak developer Bengal yang mencoba mendapatkan keuntungan lebih awal dan meninggalkan gamenya begitu saja tanpa Info yang Terang.

sad developer

Tentu Tetap Eksis beberapa developer besar yang juga mempertahankan poin-poin diatas. Beberapa diantaranya bahkan menjadi penerbit atau mengadakan program dukungan Spesifik Buat game-game indie berpotensial, dimana developer kecil mendapatkan dukungan Anggaran, dan sang penerbit Bukan banyak mencampuri pengembangannya.

Asa penulis disini tentunya adalah Anda mulai megapresiasi sebuah karya video game bukan hanya dari tampilan grafis atau membawa nama developer besar saja. Dan daripada membajak game AAA karena tak punya Duit, cobalah beralih Buat memainkan game-game indie, siapa sih yang nggak suka hal-hal murah dan tapi tetap berkualitas?


Baca juga informasi menarik lainnya terkait game Indie atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto.