7 Negara yang Melarang dan Menyensor Keberadaan Video Game

Sebagai sebuah hiburan interaktif, video game juga miliki rating yang diberlakukan pemerintah setempat Kepada membatasi penikmatnya yang belum Mempunyai pikiran yang kuat. Kasarnya mereka yang 1+1 aja Tetap mikir. Restriksi ini dilakukan agar pemainnya Pandai memilih video game yang sesuai dengan usia mereka. Juga memberikan pengetahuan bagi orang Uzur bahwa terdapat video game yang tak diperuntukkan Kepada anak-anak agar mereka lebih bijak membelikan anaknya hiburan digital tersebut.

Tetapi, tak jarang beberapa negara memberlakukan aturan tersebut karena Argumen sejarah atau moral. Aturan bisnis juga menjadi Argumen yang sangat kuat bagi pemerintah setempat Kepada melarang peredarannya. Bahkan Argumen agar anak-anak tidur lebih awal Pandai menjadi salah satu Unsur kenapa pemerintah melakukannya. Hal ini kami rangkum dalam 7 negara yang melarang dan menyensor keberadaan video game.

Disclaimer: Segala konten di sini telah kami riset dan miliki link faktual yang kami cantumkan melalui hyperlink. Sementara gambar dan screenshot adalah hasil pencarian kami dari berbagai sumber.

7. Australia


Australia punya aturan yang sangat ketat tentang pelarangan peredaran video game di negaranya. Pelarangan ini termasuk video game dengan rating dewasa yang tak boleh beredar sama sekali hingga tahun 2013 silam. Aturan tersebut kini sedikit dilonggarkan, Tetapi tak sepenuhnya Luas.

Hal ini disebabkan badan Pengelompokkan Australia atau Australian Classification Board (simplenya mirip dengan badan rating Australia) yang menangani hal tersebut Tetap melarang beberapa game yang miliki konten sensitif. Game yang tak cocok Kepada anak di Dasar umur 15 tahun atau mereka menyebutnya dengan “Refused Classification” akan langsung dilarang Kepada dijual di Australia. Tetapi terdapat beberapa pengecualian Kepada game seperti Grand Theft Auto IV atau Fallout 3 yang akhirnya harus mereka sensor sedemikian Corak agar Pandai dimainkan oleh anak berumur 15 tahun.

6. Selandia Baru


Sama seperti Australia, Selandia Baru Mempunyai hukum yang kurang lebih sama dengan negeri Kanguru tersebut. Setidaknya Kepada rating. Tetapi Apabila dilihat dari website Formal pemerintahnya, mereka hanya melakukan pelarangan bagi beberapa game yang Tak manusiawi karena adegan sadis atau pelecehan terhadap Perempuan. Terbukti Apabila Engkau melakukan search di laman berikut dengan memasukkan “Medium: Computer Game atau Console Game” Lampau mencari Classification Category menjadi “Banned” maka hanya game seperti GalGun atau Manhunt saja yang mereka banned. Selandia Baru terlihat lebih welcome terhadap beberapa game yang akan dirilis di negaranya.

Baca Juga:  Khawatir Virus Corona, Microsoft Dikabarkan Menarik Diri dari Gelaran GDC 2020!

5. Jerman


Jerman yang miliki sejarah super kelam berkat Hitler dan Nazi miliknya melarang keras dan menyensor parah Segala video game yang mencantumkan logo swastika dan Hitler. Maka sudah Terang bahwa kenapa tampilan Adolf Hitler di Wolfenstein yang sangat kental dengan pembantaian Nazi tersebut diubah sedemikian Corak Begitu gamenya dirilis di Jerman. Aturan ini kemudian “dilembutkan” di tahun 2018.

Beberapa modifikasi unjuk secara Tak langsung bahwa mereka juga melarang keras konten kekerasan yang Eksis dalam video game. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan Segala Watak Insan menjadi robot. Mereka juga mengurangi kekerasan berdarah dengan sangat drastis. Tak hanya itu saja, pemerintah juga langsung melarang video game Kepada beredar di negara mereka tanpa basa-basi Apabila Tak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

4. China


Sebagai salah satu Sasaran pasar terbesar di dunia, China punya sejarah kelam tentang video game. Negaranya telah lakukan banned console video game sejak tahun 2000, Tetapi Tak Kepada game PC. Bagi mereka game dengan harga $60 sangat mahal karena rata-rata game di sana dijual dengan harga Kurang Lebih $30 atau gratis. Oleh karena itulah banyak sekali developer yang melakukan plagiat game luar negeri Kepada hadirkan bisnis free-to-play atau menjualnya dengan harga murah. Beberapa console memang sempat beredar, Tetapi di pasar gelap yang pada umumnya hanya terbatas pada Nintendo saja. Berita baiknya mereka akhirnya melepas banned tersebut tahun 2014 dan mulai mengimpor beberapa console yang sudah sesuai dengan aturan bisnis mereka.

Baca Juga:  Project Next Mobile Legends Rupanya banyak kecewakan para pemainnya!


Sayang, pemberlakuan sensor terhadap video game Tetap mereka lakukan. Kasus PUBG Mobile misalnya yang mengganti darahnya menjadi hijau dan Tencent terpaksa harus mengganti namanya menjadi Game of Peace. Sebuah aturan yang cukup Kocak, Tetapi memang harus dilakukan. Beberapa game peperangan seperti Hearts of Iron dan Battlefield 4 juga dibanned di China. Konten sensual juga disensor sedemikian Corak seperti Shiva di Final Fantasy XV yang akhirnya harus diubah mengenakan baju di versi China-nya.

3. Korea Selatan


Meski menjadi negara yang telah bergelut di industri ini sejak tahun 1975, Korea Selatan yang sangat getol mengembangkan game MMO dan kompetitif rupanya miliki aturan yang sangat ketat tentang video game. Pertama adalah pemberlakuan registrasi KTP dan nomor handphone di Segala akun game yang mereka servis, dan yang kedua adalah Shutdown Law yang tak perbolehkan anak kecil di Dasar 16 tahun Kepada bermain video game di atas jam 12 malam hingga jam 6 pagi. Efeknya? Banyak sekali pencurian identitas agar Pandai memainkan game di jam tersebut. Hukum ini hanya berlaku Kepada game PC saja, sementara game console dan mobile Tak.

2. Amerika Perkumpulan


Amerika Perkumpulan mungkin menjadi yang cukup bebas dalam aturan video game. Mereka membebaskan negara kesatuan lain Kepada melarang penjualan video game Kepada anak di Dasar umur sesuai aturan yang telah ditetapkan oleh badan rating mereka ESRB. Tetapi di sisi lain mereka juga melarang keras video game dengan rating AO atau Adults Only Kepada beredar di retailer Biasa termasuk console. Oleh karenanya hingga Begitu ini Engkau takkan menemukan game dengan rating Adults Only di console.



Beberapa game yang sempat dibatalkan dan ditarik ulang Kepada dimodifikasi adalah Thrill Kill yang langsung dimatikan oleh EA akibat konten tak senonohnya tahun 1998 silam. Sementara Grand Theft Auto San Andreas sempat ditarik Rockstar setelah dapatkan rating Adults Only akibat adegan tak senonoh yang kini hanya Pandai diakses melalui cheat.

Baca Juga:  7 Game Robot Selain Gundam yang Dapat Dimainkan di PC

1. Jepang

Negara adidaya Asia yang satu ini telah Panjang berkecimpung di dunia video game. Tetapi mereka miliki aturan yang cukup ketat tentang konten yang disajikan oleh beberapa game. Jepang sangat terkenal dengan penyensoran adegan penuh darah dan sadis, serta memodifikasi konten sensual yang Eksis dalam gamenya. Maksud kami memodifikasi, memodifikasi dengan cukup eksktrim. Beberapa game seperti Call of Duty, Mortal Kombat, dan game kekerasan lain mereka sensor dengan cukup parah. Menghilangkan nyaris esensi seram akibat adegan sadisme yang dilakukan. Resident Evil 7 menjadi salah satunya. Sementara konten sensual mereka modifikasi sedemikian Corak agar tak terlihat terlalu vulgar. Tetapi tentunya hal ini tak Eksis hubungannya sama sekali dengan industri p*rnografi di sana.



Itulah 7 negara yang melarang dan menyensor keberadaan video game Kepada beredar di negaranya. Lampau, apakah Engkau miliki daftar negara lain yang memberlakukan hal yang sama? Cantumin ya di kolom komentar di Dasar!

Fun fact: Indonesia sendiri Tetap belum miliki aturan yang Terang tentang video game. Tetapi beberapa developer dan publisher berinisiatif Kepada Tak merilisnya di Indonesia seperti Mortal Kombat 11 kemarin. Sementara dalam prakteknya pemerintah telah miliki banyak organisasi yang hingga detik ini Tak miliki peranan yang Terang dalam industri video game. Organisasi seperti IeSPA, IGRS, bahkan AGI terkesan hanya sebagai topeng identitas saja tanpa adanya kejelasan yang berarti Kepada apa mereka dibuat. Bahwa ketidak jelasan tersebut Tetap tersirat dengan Kombinasi tangan Kominfo beberapa hari yang Lampau demi dapatkan keuntungan meski Tak Eksis sangkut pautnya dengan video game.