2020, Akankah Jadi Akhir Era Game Dota 2?

Siapa yang Bukan mengenal game Dota 2, game bergenre MOBA tersebut merupakan game yang paling banyak dimainkan oleh para Pemain game dalam 1 Dasa warsa terakhir ini. Ratusan ribu hingga jutaan Pemain memainkan game Dota 2 setiap harinya. Dota 2 pulalah yang mempunyai turnamen esports dengan hadiah terbesar didunia dimana pada turnamen The International 9 tahun Lampau mempunyai total hadiah sebesar 34,3 juta dollar Amerika atau Sekeliling 480 milyar rupiah.

Statistik Pemain Dota 2 2016-2020

Tetapi akankah Penguasaan game Dota 2 akan Lalu berlanjut ditahun 2020 ini. Ataukah masa kejayaan game garapan valve tersebut sudah mencapai puncaknya dan sudah saatnya Buat meredup. Eksis beberapa Dalih mengapa para Pemain Dota 2 mulai meragukan masa depan game kesayangannya tersebut. Apakah total hadiah turnamen terbesar yang Lalu mereka banggakan itu akan berlanjut ditahun 2020 nantinya. Ataukah game Dota 2 akan tinggal sejarah saja seperti game Starcraft dan Starcraft 2 yang dahulu menjadi primadona.

Skill Gap yang Cukup Tinggi

notail dota2

Salah satu Dalih semakin menurunnya jumlah Pemain Dota 2 adalah Pemain yang memilih Buat pensiun dan memainkan game baru lebih banyak dari pada Pemain baru yang mencoba Buat belajar. Terlebih Kembali Dota 2 membutuhkan skill pemrmainan yang tinggi yang Bukan Pandai dikuasai oleh Pemain baru dengan Segera dan mudah. Hal tersebut menjadikan para Pemain baru enggan dan malas Buat memainkan game Dota 2.

Skill gap (jarak skill) antara satu Pemain dengan Pemain lainnya juga cukup tinggi. Pemain Lamban memuncaki daftar peringkat MMR tertinggi dunia Ketika ini. Bukan Eksis nama baru yang muncul semenjak tahun 2015an. Bahkan Eksis beberapa Pemain yang mempunyai 3 atau bahkan lebih akun yang berada di jajaran tertinggi MMR Ketika ini. Pada skill level pertengahan juga sama, Pemain dengan MMR 2000 mempunyai skill yang jauh berbeda dengan Pemain MMR 3000, begitu halnya dengan Pemain dengan MMR 5000. Ketimpangan skill itulah yang Membikin para Pemain kini mulai Jenuh Buat memainkan game Dota 2 Kembali.

Baca Juga:  10 Daftar Hero yang pernah masuk ke Meta Mobile Legend di Pertengahan Season 10

Game yang Sudah Semakin Broken

lalaal2

Pembaharuan dan pembaharuan Lalu dilakukan oleh Valve selaku publisher dari game Dota 2. Pembaharuan digunakan Buat Membikin Pemain Bukan Jenuh dan supaya permainan lebih balance (seimbang) Kembali. Tetapi apakah pembaharuan dari valve tersebut manjur? Nampaknya Bukan semudah itu. Game yang terlalu Lamban Membikin valve putar otak Buat mengubah game Dota 2 lebih Segera dan menarik Kembali. Hal yang dikorbankan adalah semakin unbalance (Bukan seimbangnya) permainan. Skill hero yang semakin menggila dan item-item yang diluar Logika adalah salah satu contohnya.

Esports, Satu-Satunya yang Pandai Dibanggakan?

dota 2

Game yang unbalance dalam Dota 2 juga berdampak pada kompetisi esportsnya. Salah satu tim yang sebelum patch atau pembaharuan dari valve Pandai tampak garang dan susah Buat dikalahkan Pandai menjadi tim papan Rendah karena pembaharuan besar yang akhir-akhir ini dilakukan oleh valve. Bukan itu saja, Ketika ini minim sekali Pemain-Pemain dan tim-tim baru yang dapat menembus turnamen papan atas dari Valve. Berbeda pada awal tahun 2013-2015an Ketika banya tim-tim bertarung sengit satu sama lain dan nama-nama baru bermunculan dan menjadi cikal bakal Pemain Dota 2 terbaik Ketika ini seperti notail, w33, miracle-, dan sumail.

Baca Juga:  Pengalaman Sebulan Menggunakan Provider By.U Dari Telkomsell

Turnamen DPC (Dota Pro Circuit) yang coba diimplementasikan oleh valve pada 3 tahun terakhir juga akan dirubah pada tahun 2021 mendatang. Turnamen tersebut sebetulnya mencontoh turnamen-turnamen esports dari game lainnya yang terlihat lebih konsisten dan tertata rapi dari pada turnamen independet (Sendiri) yang dahulu Eksis dalam game Dota 2. Tahun 2021 mendatang turnamen kelas Dunia akan dikurangi oleh valve. Apakah pada turnamen The International 10 tahun 2020 ini hadiah yang selalu dibanggakan dari game Dota 2 akan tembus menjadi hadiah turnamen esports terbesar Kembali? Nyatanya valve hanya menyediakan hadiah sebesar 1,6 juta dollar Amerika saja, sisanya adalah sumbangan para Pemain Dota 2 yang membeli Dota 2 battle pass.

Buruknya Komunitas

Ciri Ciri Gamer Toxic Yang Menyebalkan

Salah satu hal yang menghancurkan game Starcraft 2 adalah buruknya komunitas didalam game. Banyak Pemain yang toxic dan rasis satu sama lain. Bahkan Eksis kasus salah satu Pemain esports yang dikeluarkan dari tim karena berkomentara menyangkut SARA Ketika pertandingan berlangsung. Komunitas dalam game Dota 2 juga Bukan kalah buruknya, banyak Pemain berperilaku toxic didalam permainan. Hal ini yang Membikin para Pemain baru ataupun Lamban merasa jengah dan memilih berhenti Buat memainkan game Dota 2.

Selain itu regional negara-negara dimana Pemain memainkan game Dota 2 juga sudah mulai terlihat Terang. Dimana mereka kebanyakan berasal dari game Dota Allstar (Dota 1) seperti China, Asia Tenggara, Russia, dan Amerika Selatan. Valve kesulitan Buat menjaring Pemain-Pemain baru dari kawasan Eropa dan Amerika Perkumpulan karena game League of Legends yang begitu mendominasi. Meskipun beberapa Pemain negara di Eropa juga memainkan game Dota 2, Ketika ini League of legends semakin digemari dan kemungkinan pemainnya akan Lalu meningkat daripada game Dota 2.

Baca Juga:  Beberapa Hal Yang Akan Jadi Perbincangan Ketika Resident Evil 4 Remake jadi Fakta!

Trend Video Game yang Sudah Berganti

BattleRoyale FeatureImage

Salah satu vaktor yang sulit dipungkiri mengapa game Dota 2 sudah mencapai masa kejayaannya adalah trend video game yang berganti. Pada awal tahun 2010an game bergenre MOBA sangat Terkenal karena game dengan Jenis lain kurang kreatif dan menantang dibandingkan game Dota 2. Kini game bergenre battleroyale seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Fortnite sudah muncul. Selain newbie friendly (mudah dimainkan Buat Pemain baru) game PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Fortnite sangat Panggil dan menantang Buat dimainkan. Para Pemain juga Bukan mudah Jenuh dengan game bergenre battleroyale.

Selanjutnya game mobile juga turut serta Membikin game PC termasuk Dota 2 tenggelam. Dimana kawasan Asia Tenggara dan China memberikan kontribusi playerbase yang tinggi Buat game Dota 2 sudah mulai dikuasai oleh Pemain mobile. Game seperti Mobile Legends, Arena of Valor, Free Fire, dan PUBG Mobile lebih diminati daripada game Dota 2. Membikin beberapa Pemain Dota 2 memutuskan Buat memilih game mobile daripada game PC.

Kita lihat saja pakah yang akan dilakukan oleh valve Buat mengatasi hal tersebut. Ketika ini jumlah Pemain Lalu menurun dan bahkan dibawah game FPS garapan valve lainnya Ialah Counter Strike: Mendunia Offensive. Hal yang Terang adalah skin Spesial bagus dalam game ataupun total hadiah terbesar bukanlah jawaban Buat mengatasi Seluruh ini.


Baca juga artikel terbaru lainnya di Jagat Game atau artikel-artikel menarik lainnya dari Roni Istianto.