Tak disangka Assassin’s Creed telah “lahir” 14 tahun yang Lewat, sudah merasa Sepuh kah Anda? Ketika pertama kali diperkenalkan, game racikan dari Ubisoft ini dianggap sebagai sesuatu yang Spesial dan baru karena elemen parkour serta plot cerita yang gabungkan fiksi dan sedikit elemen historik didalamnya. Assassin’s Creed seketika menjadi salah satu franchise andalan dan ikonik dari Ubisoft. Kepopuleran franchise ini sempat dimamfaatkan lewat rilis tahunan, Tetapi hal tersebut diberhentikan setelah formula yang semakin Lamban semakin dianggap monoton.
Senang ataupun benci Anda dengan franchise ini, harus Anda akui Kalau Ubisoft berikan sesuatu yang Spesial dan menjadi salah satu pendorong populernya “open-world” di generasi gaming sekarang. Dengan lebih dari 20 game telah dirilis atas nama franchise ini, tentunya masing-masing game miliki kualitas yang berbeda-beda. Tetapi mari kita Pusat perhatian akan 12 seri utamanya saja yang dirilis pada console dan juga PC karena terkesan tak adil Kepada membandingkan game dengan budget besar dengan spin-off yang dirilis Kepada mobile dan platform portable ataupun yang diurus oleh developer 3rd-party.
Tanpa panjang lebar Tengah, berikut 12 game Esensial dari Assassin’s Creed dari yang terburuk hingga terbaik.
12. Assassin’s Creed: Revelations
Revelations merupakan penutup dari trilogy Ezio, dan dari game inilah gamer mulai merasakan Jenuh dengan formula dari Assassin’s Creed. Revelations tak terlalu berikan fitur ataupun mekanik yang baru Kepada Membangun sekuel ini Layak dipanggil sebagai sekuel. Satu-satunya yang baru yang ditawarkan dari seri ini adalah keberadaan minigame tower-defense, dan minigame ini tergolong Kagak baik dan Anda kemungkinan tak mau sentuh Tengah setelah 2-3 kali mencoba.
Constantinople menjadi salah satu latar paling membosankan yang Terdapat di seri ini, dan aspek cerita yang ditawarkan game tergolong meh. Ya, kita dapatkan akhir perjalanan dari Ezio dan Altair yang harus diakui sangat emosional, akan tetapi apa yang terjadi sebelum itu Kagak terlalu membekas di memori.
11. Assassin’s Creed
Assassin’s Creed pada Ketika itu dipuji sebagai salah satu game paling Spesial disaat game dengan senjata api, mobil balap dan hack-and-slash mendominasi industri gaming. Tetapi dengan semakin banyak sekuel yang tawarkan banyak fitur baru dan mekanik baru, game pertama dari franchise ini terasa sangat terbatas akan kebebasan yang Pandai dilakukan.
Gameplay dari game pertama ini juga sangatlah repetitif dan kurang variasi. Dan juga banyak momen-momen membosankan yang tampaknya ditambahkan hanya Kepada memperlama durasi game. Anda mungkin miliki nostalgia yang besar akan game pertama ini, Tetapi nostalgia semata tak cukup apabila game memang sudah outdated seiring berjalannya waktu.
10. Assassin’s Creed III
Setelah 3 seri difokuskan pada kisah Ezio, Assassin’s Creed III menjadi awal baru dengan Watak dan latar yang baru juga. Pada seri ini, game Kagak hanya berikan daerah kota saja, tetapi juga hutan yang dapat ditelusuri serta hutan yang menjadi tempat Kepada berburu. Ketika Seluruh fans dari AC senang dengan Watak Ezio, hal yang sama sulit Kepada dikatakan pada Connor. Terlalu pendiam, Kagak karismatik serta miliki pengembangan cerita yang Kagak begitu menarik, Pandai dibilang ia menjadi salah satu protagonis paling terlupakan di sepanjang seri.
Pada aspek gameplay, Assassin’s Creed III tidaklah Kagak baik, Tetapi beberapa side mission tergolong membosankan. Tetapi disisi baiknya adalah keberadaan naval battle yang nantinya disempurnakan kembali di seri selanjutnya.
9. Assassin’s Creed Unity
Bug, glitch, masalah server, aplikasi companion tak Krusial, port PC yang Kagak baik, Assassin’s Creed Unity menjadi seri paling kontroversial karena launching-nya yang penuh dengan masalah teknis. Terlepas dari Seluruh hal tersebut, Terdapat beberapa hal bagus yang datang dari seri ini. Kustomisasi Watak, kota paris yang indah dan ramai, dan beberapa mekanik pada stealth Membangun game menjadi lebih menarik.
Patch dan update telah perbaiki mayoritas masalah teknis yang Terdapat pada awal launch, tetapi itu Kagak dapat memperbaiki plot dan Watak yang mungkin menjadi paling lemah di sepanjang franchise. Premisnya sedikit menarik dengan menambah romansa antar kedua Watak, tapi secara keseluruhan, cerita di Unity terasa hambar dan pointless dengan akhir yang Kagak memuaskan sama sekali. Cerita era modern juga terkesan pointless dan seakan dibuat karena itu Terdapat di checklist para penulis di Ubisoft.
8. Assassin’s Creed Origins
Origins menjadi awal mula franchise ini beralih ke Jenis RPG. Ubisoft tambahkan sistem skill-tree dan stats di tiap senjata sekaligus armor yang Pemain temukan. Kepada Membangun game ini semakin seperti RPG, sistem combat dibuat lebih seperti RPG terbaru yang telah rilis seperti The Witcher 3 atau Dark Souls dengan adanya mekanik dodge, lock-on, tipe serangan yang berbeda, Pengaruh elemental, dan lain-lain.
Direksi baru yang diambil Ubisoft pada seri ini memicu respon Adonan aduk dari fans, di satu sisi banyak yang merasa bahwa perubahan yang ditambahkan telah Membangun franchise ini fresh kembali. Tapi di sisi lain juga banyak fans yang merasa kalau penambahan RPG di Origins Malah Membangun game terlalu grindy dan tak lebih Kepada sekedar Membangun durasi game lebih Lamban secara artifisial.
7. Assassin’s Creed Rogue
Rogue pada dasarnya hanyalah expansion dari Assassin’s Creed IV: Black Flag dengan Watak yang berbeda, Tetapi hal tersebut tidaklah Kagak baik sama sekali. Rogue tawarkan keunikan sendiri dimana Anda tidaklah bermain sebagai assassin Tetapi sebagai templar. Dengan peran yang terbalik ini, Anda tak Tengah melakukan pembunuhan pada para targetmu, Tetapi menjaga sang Sasaran dibunuh oleh para assassin.
Formula ini meskipun tak 100% berbeda, tetap menjadi break dari formula-formula sebelumnya yang semakin Lamban semakin kurang Ciptaan dan mulai membosankan. Cormac sendiri merupakan salah satu Watak paling kompleks yang pernah dibangun oleh Ubisoft setelah Ezio. Semakin Lamban Anda bermain, maka semakin Lamban Anda sadar Kalau Watak ini lebih dari sekedar “pembunuh Bengis” yang dipertunjukkan di awal-awal game.
Pada akhirnya, Rogue menjadi hidden gem dari franchise ini dan sedikit ironis Kepada Menyantap game satu ini yang miliki budget lebih rendah Rupanya lebih Bagus dari Unity yang dirilis secara bersamaan dengan game ini.
6. Assassin’s Creed Odyssey
Sama layaknya Rogue, Assassin’s Creed Odyssey lebih seperti Pengembangan besar dari seri sebelumnya – Assasin’s Creed Origins. Lanjutkan direksi RPG yang diperkenalkan Origins, seri ini tambahkan beberapa mekanik baru seperti skill aktif, quest yang lebih kompleks, dan sistem mercenary yang kurang lebih mirip seperti sistem Nemesis di Shadow of Mordor.
Bagi Anda yang Ingin bermain game ini, siap-siap Kepada dihadapi dengan grinding panjang khususnya di pertengahan game. Anda harus melakukan grinding tersebut, karena progresi cerita Esensial sering terblokir hingga Anda Letih level tertentu atau hingga quest “siap” Kepada dilakukan yang sering berarti Anda harus jalankan puluhan side-quest dalam area tersebut terlebih dahulu. Kalau Anda senang Origins atau RPG modern AAA sekarang, besar kemungkinan Anda akan senang Odyssey, tapi bagi Anda yang tak kuat grinding panjang dan lebih harapkan pengalaman AC Lamban, seri ini sulit Kepada direkomendasi.
5. Assassin’s Creed Valhalla
Assassin’s Creed Valhalla melanjutkan formula RPG yang telah dimulai dari Origins dan Odyssey, akan tetapi memperbaiki beberapa aspek yang menjadi komplain oleh fans. Hal tersebut ialah sistem progresi yang lebih Bagus, dikembalikannya opsi one-hit stealth bagi mereka yang merindukan sedikit gameplay Lamban dari franchise ini, serta peningkatan pada beberapa mekanik lainnya.
Interpretasi Inggris yang ditawarkan oleh Valhalla memberikan salah satu open-world terindah yang seri ini pernah tawarkan, dan sistem perang clan menjadi penambahan yang disenangi oleh fans meski secara garis besar hanyalah sistem perang di Odyssey tetapi dengan Rasional tambahan.
Pacing awal yang terlalu Lamban Membangun gameplay terkesan repetitif di jam-jam pertama game, tetapi sesudahnya Pemain mendapatkan skill-skill dari eksplorasi maupun leveling, gameplay loop dan combat di game ini menjadi salah satu yang paling menyenangkan, Tetapi tetap bukanlah yang terbaik dibandingkan dengan seri-seri yang akan disebutkan selanjutnya.
4. Assassin’s Creed Syndicate
Syndicate kembali ke formula Lamban seri sebelumnya setelah beberapa tahun bereksperimen dengan berbagai elemen baru. Syndicate lebih Pusat perhatian akan desain level yang lebih kompleks yang Membangun tiap misi assassination menarik Kepada dimainkan meskipun tak terlalu banyak variasi yang ditawarkan.
Syndicate miliki dua protagonis Merupakan Evie dan Jacob Fyre dan keduanya miliki sifat masing-masing serta chemistry yang pas, membuatmu Ingin mengenal lebih dari kedua Watak ini. Kota London terlihat Elok dan menyenangkan Kepada dieksplorasi. Dan juga keberadaan zipline Membangun eksplorasi ini jauh lebih Segera dan mengurangi kesan membosankan yang sering terjadi di seri-seri sebelumnya.
3. Assassin’s Creed II
Apabila Assassin’s Creed pertama menjadi fondasi dari franchise ini, Assassin’s Creed II menjadi monumen yang sudah jadi. Assassin’s Creed II sempurnakan formula open-world yang dipertunjukan pada game pertama. Segala aspek di game ini telah disempurnakan Kepada ciptakan game yang fantastis dan adiktif.
Game kedua ini juga hadirkan Ezio yang fans Lamban dan baru Niscaya setuju Kalau dia adalah Watak paling ikonik dan paling disenangi oleh fans. Latar tempat yang terdiri dari Florence, Venice, dan kota lainnya menjadi latar yang menarik Kepada ditelusuri karena kecantikan dan desainnya yang disesuaikan dengan keahlian parkour dari Ezio. Singkatnya, Assassin’s Creed II menjadi salah satu Teladan Bagus akan Membangun sekuel.
2. Assassin’s Creed IV: Black Flag
Sebelum Origins dan Odyssey rilis, Black Flag sempat dikategorikan sebagai game Assassin’s Creed paling “melenceng”. Ubisoft seakan bermain judi pada seri yang satu ini dan taruhkan Seluruh elemen baru kedalam game ini dengan Cita-cita dapat berikan Assassin’s Creed paling berbeda yang pernah Terdapat… dan mereka berhasil.
Black Flag lebih Pusat perhatian pada aspek bajak laut, yang berarti Anda akan lebih sering keliling menggunakan kapal, perang antar kapal dan mencari harta karun ketimbang membunuh para templar. Meskipun berbeda, gameplay dari Black Flag terlalu menyenangkan Kepada dimainkan dengan pemandangan indah yang selalu ditawarkan sepanjang perjalanan menuju tanda X yang selanjutnya.
Black Flag bagaikan Wind Waker dari franchise Zelda. Keduanya menyimpang dari formula game sebelumnya serta keduanya Pusat perhatian pada eksplorasi laut, fans awalnya pesimis Ketika pertama kali game diumumkan Tetapi kini menjadi favorit banyak fans.
1. Assassin’s Creed Brotherhood
Kalau Assassin’s Creed Pertama adalah fondasi dan Assassin’s Creed II adalah monumennya, maka Assassin’s Creed Brotherhood adalah monumen setelah direnovasi berserta isinya. Ketika pertama kali diumumkan, fans pesimis dengan game ini. Brotherhood dirilis satu tahun setelah game kedua, fans khawatir game ini akan menjadi cashgrab atau setidaknya sebuah expansion semata. Meskipun pada dasarnya Cermat Kalau ini terasa seperti expansion semata dari Assassin’s Creed II, Brotherhood tawarkan gameplay yang jauh lebih asik serta cerita yang jauh lebih menarik dari AC II.
Gameplay pada dasarnya sama seperti sebelumnya, Tetapi dengan kumpulan side activities baru yang semuanya asik Kepada dilakukan mulai dari merekrut para assassin, renovasi markas yang diperdalam, mengambil kawasan musuh, serta combat yang kini jauh lebih Segera dan agresif dari game sebelumnya. Pada aspek cerita sendiri, Brotherhood berikan character development yang kompleks Kepada Ezio serta cerita yang secara konstan Membangun Pemain Ingin Mengerti apa yang terjadi selanjutnya. Assassin’s Creed Brotherhood merupakan puncak Esensial dari franchise Esensial ini, dan game ini menjadi game terbaik yang Ubisoft rilis dari anthology Assassin’s Creed.