Review sifatnya subjektif, tetapi tak jarang media dan jurnalis game terkesan tertekan Buat merilis opininya akan game yang baru saja dimainkan. Ketika Anda memberi skor rendah, Anda dipandang dianggap terlalu bias dan Tak kompeten dalam bermain, tetapi ketika Anda memberi skor tinggi, Anda dianggap telah disogok publisher atau terlalu mudah terpukau oleh game. Takkan pernah Terdapat satu pun review yang dapat disetujui oleh Seluruh pembacanya, tetapi akan selalu Terdapat review yang mengundang kontroversi dan Membangun pembacanya protes kepada jurnalis yang menulis maupun media itu sendiri. Pada kesempatan kali ini, kami akan membicarakan review dengan reputasi yang cukup kontroversial dari sulit dilupakan oleh netizen hingga Ketika ini.
Berikut 10 review paling kontroversial yang pernah dirilis oleh media online:
1. Dead Cells – Filip Miucin
Menjadi salah satu Informasi terheboh pada akhir tahun kemarin, IGN menjadi bahan makian internet usai salah satu jurnalisnya ketahun melakukan plagiat pada review game indie Dead Cells yang ia tulis. Youtuber kecil – Boomstick gaming laporkan bahwa review video yang ia buat tentang game roguelike/metroidvania yang ia buat susah payah mirip seperti review yang ditulis oleh Filip Miucin. Setelah terbukti memang mirip, IGN diserang oleh netizen dan juga kumpulan youtuber gaming lainnya. Merespon reaksi negatif yang mereka terima, sang penulis dipecat dari posisinya.
Filip Miucin awalnya membantah telah melakukan plagiat. Tetapi bantahan tersebut Malah ditangkis balik setelah netizen menemukan bahwa Nyaris seluruh konten yang ia tulis merupakan hasil plagiat mau itu dari youtuber, Percakapan Lembaga dan juga artikel dari media lain. Alhasil, IGN terpaksa menghapus Seluruh artikel yang Miucin pernah tulis di website mereka dan meminta Ampun atas ketidakprofesionalan yang terjadi pada website mereka.
2. Assassin’s Creed 2 – Jim Sterling
Assassin’s Creed 2 menjadi seri favorit oleh banyak fans, banyak yang memuji game tersebut akan open-world yang penuh aktivitas serta jalan cerita yang menarik. Jim Sterling yang pada Ketika itu Tetap menjadi jurnalis Buat Destructoid, Tak setuju akan hal tersebut. Memberikan skor 4.5/10, Sterling berpendapat bahwa Assassin’s Creed 2 terlalu dipenuhi oleh konten filler yang semakin lama semakin repetitif serta visual game dianggapnya sebagai salah satu yang terburuk pada tahun tersebut.
Meskipun pendapat darinya Terdapat benarnya secara garis besar, review dari Sterling tetap dianggap terlalu bias dan terkesan disengaja agar dapat memancing banyak klik dari gamer yang emosi akan opini negatifnya. 10 tahun kemudian, banyak gamer Tetap Tak setuju akan review ini.
3. The Legend of Zelda: Breath of the Wild- Jim Sterling
Dibuat oleh orang yang sama seperti review Assassin’s Creed 2 diatas, Jim Sterling juga memberikan review yang cukup kritis kepada launch title Nintendo Switch yang rilis 2017 Lampau – The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Berbeda dengan ratusan reviewer lain yang memberikan skor sempurna, Sterling menolak Buat melakukan hal serupa dan mengkritis berat game ini karena sistem senjata yang menjengkelkan baginya. Seperti yang Anda Mengerti, pada game ini setiap senjata dapat rusak semakin sering digunakan, mekanik ini sangat dibenci oleh Sterling karena tingkat kerusakan senjata terjadi terlalu Segera bahkan pada senjata yang kuat. Hal tersebut baginya merusak flow permainan dan Membangun dirinya Kesal Buat Maju mainkan game tersebut. Hanya karena satu aspek tersebut, dirinya memberi skor 7/10 kepada game.
Karena skor “Tak baik” yang ia berikan, Jim Sterling menjadi satu dari tiga jurnalis yang Membangun metascore Breath of the Wild turun dari nyari sempurna 98/100 menjadi 97/100, Membangun game launch title Nintendo Switch ini gagal masuk menjadi game skor metakritik terbaik no.2 bersamaan dengan Soul Calibur, Grand Theft Auto IV dan Tony Hawk’s Pro Sakter 2. Akibat review tersebut, Jim Sterling sempat menjadi bahan Hinaan netizen selama beberapa minggu dan website pribadinya sempat diserang DDoS beberapa kali oleh fans yang marah.
4. Grand Theft Auto V – Carolyn Petit
Ketika Grand Theft Auto V rilis, Seluruh media besar memberikan skor sempurna. Banyak juga yang memberikan skor dibawah itu, tetapi review oleh Carolyn Petit mungkin menjadi review yang paling ditolak habis-habisan oleh gamer. Memberikan skor 9/10 yang pada dasarnya skor yang sangat tinggi dan masuk Pikiran, review dari jurnalis transgender ini menuai kecaman oleh netizen karena Argumen mengapa ia Tak memberikan skor sempurna layaknya media sebelah. Bagi Petit, game Tak menunjukan representasi Perempuan secara Berkualitas dan Malah menunjukkan sosok Perempuan tak lain dari sumber konflik Buat Watak Primer pria di game.
Karena review ini, tak hanya respon negatif yang diterima Petit, tetapi juga ancaman dan paksaan Buat berhenti menjadi jurnalis. Belasan petisi dirilis agar Gamespot segera memecat dirinya karena review tersebut, tetapi Gamespot menolak Buat menuruti permintaan netizen. 3 tahun usai review tersebut, Carolyn Petit pada akhirnya memutuskan Buat meninggalkan Gamespot.
5. Pokemon Omega Ruby/Sapphire – Kallie Plagie
Sistem skor dari IGN terkadang mengundang tanda tanya, Terdapat Ketika dimana sepanjang review game dipuji tetapi skor akhir yang diberikan tidaklah sepositif yang dikira, dan juga sering terjadi sebaliknya. Pada kasus Pokemon Omega Ruby/Sapphire, Kallie Plagie memuji banyak aspek baru yang diperkenalkan pada seri tersebut, tetapi dirinya menuliskan bahwa kelemehana terbesar dari game datang dari jumlah HM yang terlalu banyak dan juga area yang terlalu banyak air.
Karena dua kelemahan yang dianggap konyol tersebut khususnya yang kedua, meme “too much water” mulai lahir dan hingga Ketika ini Tetap menjadi bahan Buat menyindir media tersebut setiap kali memberikan review yang dipandang “Tak baik”. Flop dari review ini mungkin menjadi salah satu Elemen pendorong kenapa format review IGN terbaru Ketika ini tak Tengah munculkan poin positif/negatif pada verdict akhir game.
6. Kane and Lynch – Jeff Gersmann
Jeff Gersmann berikan Kane and Lynch 6/10, skor yang dipandang Layak menurut banyak gamer Menonton game tersebut memang Tak mengundang kesan “wow” sama sekali khususnya dengan game seperti Gears of War telah dirilis. Kontroversi dibalik review ini datang setelah Jeff Gersmaan mendadak dipecat dari Gamespot tak lama usai review game IO Interactive itu dirilis. Meskipun awalnya Gersmann tak dapat menjelaskan Argumen dibalik pemecatannya dikarenakan perjanjian NDA (Non-Disclosure Agreement), Tetapi beberapa tahun kemudian dia akui bahwa review skor Tak baik dari Kane and Lynch menjadi Argumen kontraknya diakhiri.
Sebelum rilis, Kane and Lynch dipromosikan besar-besaran oleh Gamespot. Ketika Gersmann merilis review skor Tak baik akan game itu, Eidos dilaporkan mengancam menghentikan kerjasamanya Berbarengan Gamespot dalam bentuk pengiklanan maupun review copy. Alhasil, Gersmann dilepas atas aksi rogue yang ia lakukan dan membentuk website baru – Giant Bomb.
7. Alien Isolation – Ryan McCafrrey
Disaat media lain memuji Alien Isolation akan gameplay Pelan serta AI Xenomorph yang dibuat Secara acak, Ryan McCaffrey Malah berpendapat lain. Berikan skor 5.9/10, baginya mayoritas bermain dihabiskan bersembunyi dari Xenomorph dan menggunakan motion tracker serta tingkah laku agresif Xenomoprh yang dapat menyerang Bilaman saja dan dimana saja Malah Membangun kesal ketimbang revolusioner.
Review dari Ryan ini seketika ditangkis oleh banyak pembaca, banyak diantara mereka berpendapat bahwa komplain dari Ryan Malah merupakan aspek yang memang disengaja dan Membangun Alien Isolation sangat menyeramkan Buat dimainkan. Ryan juga dianggap Tak kompeten dalam memainkan game dari Creative Assembly itu dan sering Tewas Tak Semestinya menjadi kritik negatif ketika game memang didesain menjadi menantang. Diluar dari review Ryan, Alien Isolation Tetap mendapatkan resepsi yang positif dan fans tak sabar Buat menunggu kehadiran game kedua.
8. Crash Bandicoot N.Sane Trilogy – Louise Blain
Membangun remake sebuah game klasik penuh dengan resiko besar. Visceral Visions tampaknya sadar akan hal tersebut dan Tak terlalu menyentuh fondasi yang telah dibangun oleh Naughty Dog ketika Membangun ulang Crash Bandicoot Buat generasi baru console. Crash Bandicoot telah berusia belasan tahun, maka gamer sudah kenal apabila game sebenarnya Tak begitu sadis Buat urusan difficulty, tetapi Terdapat beberapa level yang memang cukup menguji kemampun platforming-mu.
Louise Blain, lewat review-nya menuliskan bahwa Crash Bandicoot N.Sane Trilogy sangatlah sulit, sangking sulitnya ia menganggap developer telah mengubah Crash Bandicoot menjadi seperti Dark Souls. Tentunya kritik tersebut menjadi bahan tertawaan netizen khususnya mereka yang penggemar dari Crash Bandicoot maupun Dark Souls sendiri. Alhasil, “susah kayak Dark Souls” sempat menjadi meme dan siapapun game jurnalis yang mencoba membandingkan game yang ia review dengan game From Software tersebut seketika akan menjadi post di Reddit ataupun sosial media lainnya.
9. God Hand – Chris Roper
Dikembangkan oleh Clover Studios – tim dibalik Okami dan Viewtiful Joe, dan juga disutradarai oleh Shinji Mikami – pria dibalik Resident Evil dan The Evil Within, God Hand didesain sebagai game aksi dengan sentuhan yang Istimewa. Game usung tank control dan juga perspektif kamera layaknya Resident Evil 4, dua kombinasi yang tak lazim Buat game aksi melee Segera semacam ini dan reviewer dari IGN tersebut begitu mengkritik dua aspek tersebut habis-habisan hingga memberikan skor 3/10 pada akhir review.
Netizen Menyantap reviewer telalu keras terhadap game ini dan dianggap Tak Pandai memanfaatkan sistem combat yang diperkenalkan game sebaik mungkin. Review ini hingga Ketika ini dikenang sebagai salah satu review terburuk IGN, sangat Tak baik hingga penulis lain harus menuliskan artikel “follow-up” Buat menjelaskan kenapa mereka salah besar akan review lama tersebut.
10. Hellblade: Senua’s Sacrifice – Jim Sterling
Satu Tengah review dari Jim Sterling yang mengundang kontroversi, dan kali ini ialah game dari Ninja Theory – Hellblade: Senua’s Sacrifice. Di Ketika Seluruh media lain memuji game ini karena representasi penyakit jiwa yang Berkualitas, desain Bunyi yang imersif, dan combat yang bagus meski tak menjadi Konsentrasi, Jim Sterling Malah memberi game ini rating 1/10 hanya karena satu bug yang membuatnya Tak Dapat lanjut bermain.
Dia alami bug langka yang membuatnya Maju mengulang game dari Nihil, dia tak menunggu patch atau update dari developer sama sekali selama proses review dan Malah memanfaatkan platform-nya sebagai tempat Buat mencaci maki Hellblade: Senua’s Sacrifice sebagai game rusak. Dia meminta Ampun atas review kasar dan Tak adil tersebut beberapa hari kemudian, dan setelah bermain game secara penuh tanpa masalah, ia mengubah skor dari 1/10 menjadi 6/10 yang Dapat dibilang Tetap rendah dibandingkan skor yang diberikan mayoritas media review lain.
Baca pula informasi dan kabar-Berita menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.